Mengenal
lebih dalam Patau Syndrome, Trisomi 13, kelainan kromosom no 13 - Rasa
penasaranku muncul ketika beberapa bulan yang lalu, aku mengikuti sebuah akun
Instagram yang mendokumentasikan tentang perkembangan seorang bayi yang
mengalami Patau Syndrome. Karena rasa penasaran ini, mulailah aku mencari-cari
informasi tentang Patau Syndrome. Jujur saja awalnya pengetahuanku tentang
Patau Syndrome hanya sedikit, yaitu sebatas kelebihan kromosom pada no. 13 yang
menyebabkan bayi cacat (secara garis besarnya sih memang begitu). Namun tak
puas dengan itu saja dong, dan mulailah aku baca-baca lagi tentang syndrome
ini.
Patau Syndrome
Patau
Syndrome adalah kelainan genetik pada kromosom 13, yaitu kelebihan satu
kromosom pada kromosom 13. Seharusnya jumlah kromosom pada no 13 hanya ada 2
kromosom.
Setiap
bayi yang lahir mewarisi 23 pasang kromosom dari orang tuanya yang jika ditotal
berarti ada 46 kromosom. Jika salah satu pasang kromosom memiliki kelainan,
maka bayi akan terlahir cacat bahkan mungkin tidak dapat bertahan hidup. Adanya
kelebihan kromosom 13 ini menyebabkan permasalahan pada persilangan kromosom
saat proses meiosis.
Patau
Syndrome ditemukan pada tahun 1960 oleh Klaus Patau. Kelebihan kromosom 13 ini
dapat menyebabkan cacat fisik dan keterbelakangan mental pada bayi. Biasanya
bayi yang mengalami trisomi 13 ini tidak dapat bertahan lama , bahkan ada yang
meninggal di dalam kandungan. Adapun jika dapat bertahan maka akan mengalami
kecacatan dan tidak dapat tumbuh normal.
Penyebab
terjadinya Patau syndrome sampai saat ini belum diketahui, namun ada juga yang
menyatakan bahwa ada kaitannya dengan usia ibu yang semakin beresiko dengan
kehamilan diatas 35 tahun, suami-istri yang mengalami infertilitas, pengidap
tumor, pembawa mutasi gen seperti pengidap hemofilia dan wanita dengan kondisi
amenorhea.
Patau
Syndrome juga bukan merupakan kelainan yang diwariskan, melainkan terjadi
secara acak. Kesalahan terjadi pada saat pembelahan sel-sel reproduksi dari
(sperma atau sel telur), yang mana kesalahan pembelahan ini mengakibatkan
abnormalnya salinan kromosom. Sperma atau ovum yang memiliki salinan kromosom
abnormal, pada saat pembuahan atau setelah konsepsi akan terjadi pembelahan sel
dengan salinan kromosom abnormal juga dan melahirkan bayi dengan salinan
kromosom extra. Bisa jadi salinan kromosomnya bukan sepasang namun berjumlah 3.
Jika terjadi pada kromosom no. 13 maka akan muncul gejala Patau Syndrome. Ada
juga kasus lain seperti Syndrome Down yang terjadi kelainan pada kromosom no.
21.
Patau
sindrome bisa terjadi pada ras dan suku mana saja, karena sekali lagi syndrome
ini terjadi secara acak. Bagi ibu hamil yang ingin mengetahui kondisi janin
apakah mengidap kelainan atau tidak, dapat dilakukan screening pada usia
kandungan 10 sampai 14 minggu. Namun penanganan bagi pengidap kasus trisomi 13
masih belum ada karena syndrome ini tidak dapat disembuhkan, hanya saja dokter
akan berusaha untuk meminimalisir gejala akibat dari Patau Syndrome. Karena
Patau Syndrome dapat mengakibatkan kecacatan fisik parah termasuk cacat organ
dan keterbelakangan mental.
Kelainan yang Dapat Ditemukan pada Patau Syndrome
- Bibir sumbing
- Mal formasi sistem syaraf (retardasi mental berat)
- Pertumbuhan tidak normal
- Low set ears
- Kelainan Jantung
- Gagal jantung
- Polydactily (Kelebihan jari tangan dan kaki)
- Hernia umbilikalis
- Arteri umbilikalis
- Cacat kulit kepala
- Microcephaly
- Kelainan tulang
- Mata kecil
- Rahang bawah kecil
- Cryptorchidism
- Hipertelorisme
- Holoprosensefali
- Microapthalmia
- Tuli
- Kesulitan bernafas
- Masalah penglihatan
- Kejang Motorik
0 komentar:
Post a Comment