Hmm...sedikit sulit untuk memutuskan apakah cerita
ini mau aku share atau tidak. Tapi pada akhirnya ditulis juga.:P Pengalaman ini
saya tulis bukan untuk berbagi kesedihan atau meminta empati, melainkan untuk
berbagi pengalaman dan ilmu. Karena aku yakin di luar sana banyak wanita yang
juga senasib denganku atau bahkan ada yang belum menyadari/mengetahui bahwa
dirinya juga PCOS. So, langsung cus aja ya, inilah kisah aku.
Aku menikah sejak tahun 2013 dan tahun ini usia
pernikahanku genap 4 tahun (Alhamdulillah). Di awal pernikahan kami tidak
segera memiliki momongan dikarenakan kondisi yang masih LDM (long distance
marriage). Suamiku bekerja sebagai pelaut dan kantornya ada di Kalimantan sedangkan
aku di Blitar. Seminggu setelah menikah suami harus kerja lagi karena cutinya
sudah habis. Jujur kondisi pernikahan yangg seperti ini membuat aku stress
banget. Aku bukan tipe orang yang bisa menjalani hubungan jarak jauh. Apalagi
ini 3 bulan ditinggal kerja dan ketemu hanya 2 mingguan.
Sejak menikah mulailah aku mengalami permasalahan
siklus menstruasi. Yep, sejak saat itu (mungkin karena stress berlebih) siklus
jadi tidak teratur dan kacau. Biasa haid sebulan sekali sekarang bisa 2 atau 3
bulan baru haid. Sungguh tidak nyaman.
Dan karena khawatir maka aku menemui dokter SpOG
(dokter pertama). Dokter ini lumayan terkenal di kotaku dan pasiennya banyak
banget. Antrinya mulai dari sebelum maghrib dan jam 11 malam baru bisa
diperiksa (ini nyiksa banget). Dokternya ramah dan enak diajak konsultasi.
Pertama berkunjung hanya diberi vitamin dan suruh tunggu haidnya datang
sendiri. Sedikit kecewa sih tapi karena dokter bilangnya aku baik-baik saja,
rahim dan ovarium bagus, so aku nurut saja. Dan beberapa minggu setelahnya aku
haid juga. Tapi siklus berikutnya haid mulai telat lagi.
Kunjungan kedua ke dokter yang sama, kali ini dokter
memberi resep berbeda. Dokter bilang karena aku stress banyak pikiran jadinya
hormonku tidak seimbang, jadi aku diresepin pil KB untuk 3 bulan supaya
hormonnya normal dan haidnya teratur. Tapi, kali ini aku tidak sependapat
dengan dokter. Kenapa harus pil KB? Dan akhirnya aku bilang ke suami dan suami
melarang untuk menggunakan pil KB. So, aku ganti dokter SpOG.
Oiya, sekedar informasi, kalau kalian didiagnosa
PCOS, maka jangan sekali-kali menggunakan pil KB untuk melancarkan haid, karena
pil KB akan memperburuk kondisi ovarium.
Berlanjut dengan haid yang sering telat dan tidak
teratur, akhirnya aku melanjutkan ke dokter SpOG yang kedua. Kali ini antrinya
juga lumayan banyak, tapi lebih cepet. Dan dokternya juga cepet banget
memeriksanya. Tapi disini aku tidak diresepin pil KB, melainkan obat regumen,
sejenis obat hormon progresteron sintetis setahuku. Setelah minum obat itu
selama seminggu akhirnya 5 hari kemudian aku haid. Kata dokter setelah minum
obat itu haidnya akan lancar, tapi itu sepertinya tidak berlaku ke aku. Oia,
sebelumnya dokter kedua ini juga bilang kalau kondisiku baik-baik saja dan
rahim serta ovarium juga sehat.
Beberapa bulan selanjutnya aku masih konsultasi ke
dokter SpOg yang kedua ini, dan sampai pada usia pernikahan satu setengah
tahun, aku dan suami memutuskan untuk program hamil ke dokter.
Kali ini suami resign dari pekerjaannya dan berniat
cari kerja lain yang bisa lebih sering ketemu keluarga. Karena sedang ada waktu
luang akhirnya ketika aku periksa ke dokter (karena haid telaat lagi) kami
memutuskan untuk sekalian program hamil. Setelah dokter meresepkan obat regumen
untuk memancing haid, dia menyuruh kami kembali lagi pada saat haid pertama.
Dan kembalilah kami kesana. Setelah usg, dokter meresepkan obat penyubur untuk
kami berdua. Selama sebulan kami ikuti aturan dokter untuk program dan minum
obat. Bulan berikutnya, aku coba untuk test pack pada siang hari (harusnya sih
pagi ya) dan kaget banget ketika garis yang muncul ada dua (yeey),, biasanya
cuma satu garis.
Keesokannya kami periksa dan dokter tersebut
menyatakan bahwa aku hamil. Aku excited banget dan pulangnya langsung beli susu
hamil. Tapi, Allah berkehendak lain, dua hari setelah periksa, aku pendarahan
dan keguguran. Saat itu juga aku dibawa ke UGD dan dipindahkan ke ruang
tindakan. Paginya aku dikuret, dan itu pengalaman yang super tidak enak. Karena
obat bius yang disuntikan ke aku belum bekerja sepenuhnya, tapi dokter sudah
melakukan tindakan kuretase.. itu ngilu banget.
Setelah keguguran, aku sempet down, trauma (mungkin
sampai sekarang ya), dan campur aduk. Setelahnya suami daftar CPNS dan
Alhamdulillah diterima.
Aku akhirnya resign dari pekerjaanku (sebagai guru TKJ
di SMK swasta) dan ikut suami ke Jakarta. Di Jakarta aku menemui dokter SpOG
lagi dan ini adalah dokter ketiga. Masih tetap sama dengan keluhan sebelumnya
yaitu haid yang tidak teratur. Ketika periksa, seperti dokter sebelumnya aku
diresepin regumen dan suruh kembali saat haid kedua dan pada saat hari ke-14.
Dihari kedua haid aku diberi obat penyubur dan vitamin tapi suami tidak diberi
obat apapun. Dan di hari ke-14 aku diperiksa sel telurnya dan Alhamdulillah
bagus. Namun ternyata aku belum hamil juga. Kemungkinan karena suami kecapekan
jadi kondisi suami kurang vit dan belum bisa membuahi sel telur dengan baik.
Sebulan setelahnya kami pindah dari Jakarta. Namun
kali ini haru LDM lagi. Suami di Sorong Papua Barat dan aku di Blitar. Beberapa
bulan kami LDM dan seperti biasa kalau lagi LDM aku pasti tidak tenang dan
stress level jadi meningkat. So, haidnya juga masih tidak teratur.
Mei 2016 aku akhirnya ikut suami pindah ke Sorong.
Di Sorong keadaannya juga tidak lebih baik, malah lebih serem (saat awal-awal
datang) karena tetep sering ditinggal suami diklat keluar kota atau patroli.
Dan, aku harus survive sendiri di kota baru yang belum aku kenal. Dan kondisi
keamanannya masih sangat rawan.
Tahun 2017 sebelum Ramadhan, secara gak sengaja
temenku (istri dari teman sekantor suami) memberikan informasi dokter SpOG yang
bagus di Sorong, dia berani rekomdasikan ke aku karena dia sudah pernah periksa
kesana. Dan beruntungnya lagi dokter yang kali ini adalah perempuan (empat
dokter sebelumnya adalah laki-laki). Berarti ini adalah dokter kelima. Setelah
dapat info aku dan suami segera datang ke dokter tersebut. Kami periksa ke
dokter ini pas awal Ramadhan.
Dokter SpOG yang ini orangnya ramah, komunikatif,
dan enak diajak konsultasi. Saat itu aku antri tidak lama karena dapat nomor
antrian kedua. Dan, setelah dilakukan USG transvaginal barulah diketahui kalau
aku mengidap PCOS, karena sel telurku banyak dan kecil-kecil. Dan karena PCOS
inilah haidku jadi tidak teratur dan hormonku gak seimbang.
(foto USG kedua setelah divonis PCOS)
PCOS adalah Polycystic Ovari Syndrom, yang secara
garis besarnya adalah kondisi terganggunnya fungsi hormon pada wanita. Belum
dikathui jelas penyebabnya namun stress yang kronis bisa memicu tambah parahnya
PCOS.
Sebelumnya aku sudah mengira mungkin aku mengidap
PCOS, dan setelah dokter mendiagnosa aku mengidap PCOS aku jadi tahu apa yang
harus aku lakukan selanjutnya meskipun masih harus research sana-sini. Awalnya
aku kaget, sedih, dan down setelah divonis PCOS, tapi disisi lain aku bersyukur
banget kepada Allah karena sudah memberi jalan petunjuk sehingga aku bisa mendapatkan
treatment yang tepat sesuai dengan keluhanku. Jadi gak minum obat hormon lagi,
karena kalau terus-terusan minum obat tersebut bisa beresiko juga karena efek
sampingnya yang cukup berbahaya.
So, ini awal dari ceritaku untuk berjuang melawan
PCOS. Saat ini aku sedang treatment dengan obat Inlacin selama tiga bulan dan
sekarang sudah masuk bulan terakhir. Namun sayangnya kami belum bisa promil ke dokter dulu karena sampai akhir tahun 2017 ini suami masih sibuk dengan patroli dan diklat. :'(
(foto Inlacin dan folavit resep dari dokter)
Dan di tulisan selanjutnya untuk tag PCOS
Fighter, aku akan share tentang apa saja usahaku dan apapun itu yang
berhubungan dengan PCOS.
Sekian dan terima kasih.
Semangaaat..
ReplyDeleteInsyaAllah segera dikasih..
Temenku ada yg jg PCOS, haidnya juga tidak teratur spt itu.
Alhamdulillah bisa hamil.
Bahkan saat mau hamil itu, dia tidak haid 3 bulan.
mbak, minum minyak zaitun coba. 2 sendok sehari.
ReplyDeleteManfaat minum minyak zaitun utk apa mbk??
ReplyDeleteApa sekarang sudah hamil kak ?
ReplyDelete